Sabtu, 07 November 2009

Bulan Diwajahmu

"Aku membutuhkanmu"
Itu kata terakhirmu disenja kemaren. dengan suara basah dan getir.aku merasa perih yang menusuk hatimu.aku mendengar kidung-kidung yang mengalun dihatimu. Aku melihat bayangan sekelebat maliaikat di matamu.kaukah itu? kaukah lelaki kurus ditepi pantai itu? .mungkin ini mimpi terakhirku tantangmu. semoga saja lebih panjang dari malam-malam kemaren. aku takkan lupa padamu.

Kau yang tertawa mwnyipitkan kedua matamu. sambil sambil menutup wajahmu dengan tangan kananmu. aku masih ingat! kau akan memiringkan kepalamu saat melihatku hendak menghampirimu.itu kebiasaanmu dari pertamakali mengenalku.

"Davi...." Aku sealalu memanggil namamu saat senja.terus saja memanggil lirih sampai terlelap

Selasa, 03 November 2009

Rindu Alif

aku baru saja manyapamu, sayang..
mencium lembut bibirmu..
menyandar di dadamu yang tak terlalu bidang.
ingatkah,?? ketika jarimu membelai pipiku,
atau dikala suaramu yang basah mengucap kata cinta..

dan kini,,,
aku sangat merindukanmu..

Minggu, 18 Oktober 2009

kampung

merindukan kampung.. maka aku menjatuhkan darahku untuk ibu

Minggu, 09 Agustus 2009

Tanya

Lelaki selalu suka sunyi?!

Rabu, 15 Juli 2009

Lelaki kurus

Cerpen:kafiyatun hasya

Lelaki bertubuh kurus duduk sendiri lagi,pada senja yang jatuh ditanah. Duduk menatap laut lepas, matanya memancarkan sinar sendu, sedang mulutnya mengeluarkan senar-senar senandung rindu. Rindu yang menggerimmis dalam hati, menggumpal menjadi batu pikiran. Disetiap helai rambutnya mengantung bulan purnama pada malam-malam yang telah punah. Yang ia harapkan, menuai rindu pada gadis jelita, yang sudah lama menggores lurik rasa cinta dihatinya.
Ketika malam, matanya tetap tajam menjaga arus gelombang laut, agar tetap bergerak seirama seperti sedia kala, yang telah membuatya meleleh. Hutanpun yang berimbun dengan pohon-pohon besar bak raksasa yang jahat, dengan segenap kekuatan siap menerkam korbannya. Tetapi, bagi lelaki kurus, gadis jelita bukan pohon yang menyerupai raksasa jahat, namun peri lembut yang penuh rasa kasih sayang.
“aku ingin memelukmu erat” lelaki kurus menangkap suara gadis jelita yang ia temui pada setetes mimpi. Bibirnya merah, seperti bidadari, suit…suit..! Ah, mata lelaki selalu dalam menjelajah tubuh wanita.
Lelaki kurus tetap tak bergerak, tubuhnya bergetar, angin telah membawa dingin. Rambut lelaki kurus bergerak-gerak, matanaya tak beranjak dari tubuh gadis jelita.
“kau boleh anggap aku pelacur, tapi ketahuilah aku hanya melacur pada selengkanganmu”. Ucap gadis jelita dalam pelukan lelaki kurus setelah selesai bercinta.


* * *

“Aku benci malam!” menjelang malam lelaki kurus mengumpat dalam hatinya. Malam telah menutup kisahnya, mengabarkan kabar paling laknat. Malam telah menghianati sore, dan malam telah menipu. Senja dating hanya beberapa waktu, itupun tak lama. Sehingga lelaki kurus tak sempat menyentuh gadis jelita. Padah keinginan, ingin lagi mengulum lembut bibir bibir merahnya yang indah itu, dengan ciuman yang paling nikmat dan menggelora.
“aku tak peduli, kau hantu, jin atau lelembut. Kau selalu menganggu otakku berfikir keberadaanmu. Menghabiskan siang sampai malamku denagn dengkuran yang sempurna. Dan bila senaj hamper tiba, dengan spontan mataku akan terbuka” lelaki kurus menutup mukanaya dengan kedua tangan. Lalu membukanaya. Tetap saja. Keparat masih siang bolong!


* * *

bulan ini adalah musim hujan dimana orang-orang menyelenggarakan pernikahan. Memberi nafas cinta yang ranum, untuk disematkan dijantung jiwa. Cinta tumbuh dimana-mana, dengan wajah dan suara-suara. Dan dibangku taman kota, lihatlah sepasang makhluk yang memadu kasih, demi harap yang berkejaran denagn waktu. Tak mesti kisah cinta mulus pasti melewati kegelapan yang sangat pekat. Seperti malam yang dibenciku.
Diantara gadis yang dekat denganku. Gadis jelita sangat mengerti maksudku. Pada senja yang selalu aku nanti, dengan kecemasan yang sudah sampai ke ubun-ubunku, aku tetap menunggu gadis jelita. Akhirnya dia datang juga, membawa sebatang rokok kesukaanku, yang sudah disulut api.
“kau rindu aku ya, sudah tak sabar aku layani bukan?!” gadis jelita berjalan anggun. Melewati melewati ribuan bahkan miliaran juta pasir.”ini untukmu” seperti biasa aku akan langsung menghisap rokok bawaannya. Rasanya beda. Tak seperti tembakau biasanya.
“bolehkah aku meminta sesuatau padamu?” Tanya lelaki kurus ketika rokoknya telah habis
“untuk bergemul lagi?”
“tidak”
“lalu?”
“tinggallah denganku, aku selalu butuh kau disampingku”
“menjadi istrimu?”
“tentu”
“nanti akan aku fikirkan”
suasana laut yang sepi, berubah menjadi riuh. Karna ikan dilaut tengah bersorak-sorak atas cinta sejoli ini. Ikan dengan ikhlas mendo’akan. Agar mereka bersama terus. Tidak hanya pada waktu senja yang sebentar, tapi pada malam, pagi, siang. Pada senja mereka jadi bersama.
Hingga impian mereka jadi kenyataan. Melirkan anak yang lucu dan ceria. Yang mereka ninibobokan saat malam menghitam. Tapi tidak saat senja berkunjung. Karma saat itulah benang-benang legenda akan terbias kembali, agar anak tahu, bahwa pada senja yang menguning telah mati kebencian , telah punah amarah murka. Namun pad asaat itu bulir-bulir pada kasih abadi mulai terajut. Lewat do’a-do’a peziarah laut yang bersetubuh dengan do’a gadis jelita dan lelaki kurus, membeku dikejauhan langit, yang kemudian membiru abadi disana. Sampai kiamat.


* * *


mataku tak mampu berbohong, aku menikmati setiap permainanmu disenja ini. Aku tak peduli tubuhku penuh dengan pasir, begitupun tubuhmu.ini adalah percintaan terindah dan terlama dalam hidupku, keringat menghujan ditubuhku dan tubuhmu. Dengan lembut aku belai rambutmu, aku cubit pipimu yang merona seperti tomat. Ukh, sangat menggemaskan. Setiap kali kita bercinta kau tak pernah berucap satu katapun, selain desahan nafas yang melepuh lantaran asmara.
“bagaimana dengan tawaranku?”
“aku tak bisa menjadi istrimu, kalau hanay melayanimu disetiap senja aku usahakan”
“aku ingin kau selalu disampingku” ucapku lebih tegas
“aku hanya akan ada saat senja, aku hanya akan menghampirimu, aku hanya akan datang saat malam menjelang, aku hanya datang sebentar, aku hanya akan menemanimu disenja. Tidak pada waktu-waktu yang lain”suara gadis jelita melemah
“kau terikat apa dengan senja? Apakah dia membayarmu mahal? Kau tak perlu uang bukan. Bajumu itu-itu saja. Aku tak peduli kau bersolek atau tampil gembel didepanku” lelaki kurus memegang kedua bahu gadis jelita dengan kuat, berharap gadis jelita merubah fikirannya.
“aku akan membuat bibirmu tersenyum merekah, aku berjanji jlita”
“aku tidak bisa”
bangsat! Gadis jelita menagis. Aku benci dengan kesedihan aku ingin menutup muara air mata gadis jelitaku, agar dia tak menghabiskan air matanya untuk hari ini.
“peluklah aku” aku memeluk tubuh gadis jelita. Dingin. Semua berakhir disenja yang dingin. Dan menutup mataku yang dingin karna air mata gadis jelita.

Paiton, 30 april 2009

Selasa, 30 Juni 2009

Pematang waktu

Di pematang masa depan
Aku akan menanam padi benihmu
Yang menguning kala waktu bertuah
Dan ranum membekas

Aku siapkan segalanya untuk panen
Agar kicau burung masih terngiang
Dan anak-anak desa riuh dengan kerbau mereka
Aku pematangmu!

Menggores derita yang tersimpan
Di kantong bajumu yang batik
Dan tak kan lusuh dengan waktu panen
Sampai aku seperti burung pipit

Burung pipit yang selalu berkicau
Pada mimpi-mimpi kosongmu
Hingga kemarau jengah
Takut tidur dipelukanmu

Selasa, 16 Juni 2009



Menjadi perenpuan muslimah,
Menjadi istri shalihah
semoga aku bisa menggapainya.
Jangan lupa, selipkan namaku
diantara percikan do'a-do'amu
agar aku merasa damai.

Untukmu Mas



Kau dan aku bisa melihatnya mas.....
Lihatlah mas, anakmu tersenyum menyapamu. Dia lelah seharian menunggu Ayahnya pulang kerja. Ketika beranjak tidur, dia minta diceritakan tentangmu. Katanya suatu hari di depan teman-teman nya dia bercerita tentangmu dia bilang begini “Babaku adalah baba yang sangat sayang…….. sekali kepada anaknya. Ketika ia libul bekelja aku selalu ditemaninya belmain. Telus sehabis shalat beljamaa maglip baba mengajakku mangaji. Kalo mau bobo’ di cup keningku, lalu aku beldo'a 'Allohumma figli wali wali dayya wal ham huma kama lobbayani cogilo..'Ai lop yu baba…... anicah cayang Baba. mmmmuach...!” Lalu ustadzah dan teman-temannya bertepuk tangan untuk dia.Sungguh ia cerdas seperti kau. Bangga kepada ayahnya. Aku tak lupa mengajarinya menyanyi lagu kesukaanmu mas...., kau masih ingat bukan itu adalah lagu kenangan kita.Dan katamu "Kelak dik, suatu saat, jika kita sudah memiliki anak, aku ingin dia hafal lagu ini. Maka aku akan sangat bangga kepada dia". YA ALLAH, Tuhanku Hanya Engkau.. Aku serahkan PadaMU...

*Peliharalah sayangmu untuk keluargamu

Surat Cinta

Aku menemuimu di baris kata-katamu
Dalam surat di malam itu
Setiap huruf yang berderet dikertasmu
Memaksa mataku untuk menyapa mereka
Mengeja huruf dalam lembah dan guanya

Aku tersenyum, namun mataku menangis
Perihal rindu membuncah seketika

Ah,sudah kepalang basah pula
Kepalang cinta aku padamu

Setelah membaca suratmu
Aku lipat dengan hati gamang
Agar sama seperti sedia kala

Rindu yang luka

Ah ah ah, lagi-lagi sepotong wajahmu
Menggantung dipelupukku
Mematahkan pucuk-pucuk cemara
Mengalirkan air sungai dihatiku

*untukmu, semalam di api unggun

Selasa, 09 Juni 2009

Aku Mencintai Ibuku

nafasku adalah puisi yang terkantuk-kantuk
disudut kota merah
merayap dibangunan-bangunan tua
ketika pagi ia berkemas menjadi satpam
menjaga kata-kataku yang belum manjadi puisi
mataku akan meleleh saat ibuku mati
ia menghembuskan nafasnya digantungan awan
yang ringan bersama angin sepoi
ia wanita separuh nafasku
satu nadi yang berdenyut serentak
satu jantung dengan irama senada

aku tututp kepala ibuku dengan
kerudung warna bunga kangkung
yang ungu diantara air kotor
namun sang bunga tak risau berakrab dengannya
ungu yang mengendap di dadaku
menyeskkan nafasku, bedebah!
namun mati bagi ibuku
adalah penantian tak terlupakan
hingga mataku meleleh terkebur waktu
nafasku masih menjadi puisi
ditebing-tebing yang kuat
dikubur ibupun puisiku tidur disampingnya

Minggu, 31 Mei 2009

Pelukanmu

Merindukan pelukanmu. Yang lembut....

Di belahan bumi

Di belahan bumi, aku tulis jejak kawan terbaikku. yang telah menyapu keraguan dan takut. Aku menemukannya dibalik tirai kedustaan dunia. Membawaku menjelajah, menerbitkan senja lebih indah dari bisanya. Aku masih ingat, aku meghampirinya ketika pagi tengah bersiap bertugas, bergegas menyapa makhluk berkerudung hijau dipelupuk mata-mata mereka. Di bawah pohon mangga,dia menyambutku dengan sepotong senyum sembari memeluk tubuhku. Sangat erat.

Aku hadir, pada saat matamu memerah, dan janggutmu hampir saja tak terlihat mataku, panjang serupa jalan tak bertepi. Menjumpaimu di sebuah pagi, bagai makan Roti tawar. tak ada rasa, namun lemak yang melekat meresap kedalam serat nadiku. Pada malam, aku manitipkan salammu, bagi rindu yang telah bersarang ribuah tahun di hatimu. Aku paham pikiranmu. Aku pun demikian. selalu sabda rindu yang mengucur dari mulutku. selalu saja ayat-ayat rindu.Ah!

Ini adalah jiwa pengembara atas rindu. Aku sempat menari atas kebahagiaanmu. Namun, saat sedihmu, aku tak melihat dia berkelebat di sudut-sudut matamu. tak seperti makhluk berkerudung hijau itu. Bagiku, menjadi kawanmu, adalah mencari jati yang talah hilang diperantauan sana. di pulau kata-kata, di lembah puisi-puisi pendeta. Aku mencari orang sepertimu sepeninggalanmu. Tapi wujudmu tak juga aku tangkap. Jika kalian betemu dengannya, sampaikan pesanku. "Aku menunggunya saat pagi. Di belahan bumi. Dibawah pihon mangga. Dengan rindu yang masih tersisa untukku". Cepatlah kembali....

Jumat, 15 Mei 2009

rindu

aku menunggumu disetiap senja yang berhilir dijantungku.yang mendesir bersama mimpi dalam dongeng....
bersamamu, adalah harap yang indah

hujan

hujan itu tak perlu memberi air yang melimpah
pada hujan yang membuta, mengembun dimatamu

katanya dia bernama dingin
menyapu dinding berkilau dengan ganas

kau tahu,pada hujan tak ada bintang
karna bintag bermata kering
tak sudi lembab membasah

kanda

aku tanam taman bunga di belahan nadimu
yang berdaun serta berakar di tubuhmu
berserakan bunganya di sekunjur tubuhmu
aku siram taman bungaku di malam malam panjang
lewat angin yang samar mencuri kehangatan
sehangat pelukmu dalam tubuhku
selembut kecupanmu dibibirku
warnamu indah seperti cintamu, kanda

aku tak pernah tawarkan pada lain orang
karna taman bunga dalam dirimu
adalah wujudku yang lain-abadi

bungaku takkan kering
apalagi sampai menangis seduh
untuk kanda bungaku mekar
sampai senja-> malam->sehari-semalam


dengan akar bungaku yang cantik
terikat kesetiaan pada serat-serat
ikatannya kuat-mati


kanda, aku hadir
atas bunga yang berserakan di tubuhmu

cemas

ಉಂತುಕ್ ಕಂಡ ಯಂಗ್ ಬೆರ್ಹತಿ ತಮನ್ ಬಂಗ,
ಆಕು ಮೆಂಘರಪ್ ಯಂಗ್ ಮೆನ್ಜುನ್ತೈ ದಿ ಲಂಗಿತ್ ಮತ್ಮು.
ಅದಲ್ ಕೆಅಬದಿಂಕು ಯಂಗ್ ಪುನಃ...

Senin, 04 Mei 2009

mimpiku

malam telah memberikan yang tidak kita harapkan....
dalam mimpi yang telah kau gantungkan lewat angin semalam. aku merindukanmu sayang...

Jumat, 13 Februari 2009

lelaki ku

aku terobsesi dengan kehadiranmu. sungguh! kau datang tanpa aku pnta. tak sengaja... mungkin jika ada seorang yang sepertiku apa yang akan kalian perbuat?. lewat puisiku kau hadir, berjejer diantara setip kata-kataku. kalau kau tahu aku akan sangat bahagia.