Jumat, 22 Juli 2011

Ma : sepotong di Terminal



Dikemudian malam sebuah Bis akan berpulang
Dan pada Terminal orang-orang memberi kehidupan mulia.
Riuh klakson, pedagang, juga asap abu-abu

“berakhir disini, Ma”
Katamu dipintu Bis. Matamu senantiasa mengirimi
Pisau-pisau rindu yang melukai hati. Adakah terminal Bis
Yang lebih cepat untuk mengantarmu kembali padaku
Setelah ini?

Luka dari pisau rindumu sakau ditubuhku.
Lelampu dijalanan bak matamu. Serupa asap abu-abu
Bis yang membawamu, aku nikmati baunya yang
Menyesakkan dada.

“bukan keterakhiran yang membuat kita
kita menangis. Bukan pula semacam cinta untuk berlabuh.
Kata siapa aku tak pantas merindukanmu, Ma?
Aku hanya tak pantas mengartikan hubungan kita”

Disini, dihatiku, Ma. Sengaja ku bangun Terminal untuk rindumu.

Lumajang-situbondo 2011

Tidak ada komentar: